Wirid Ketenangan dan Perlindungan Kala Wabah
Syeikh Abdallah Bin Bayyah, salah satu ulama ahlussunnah paling berpengaruh di dunia, merekomendasikan sebuah wirid bersumber dari Al-Qur’an untuk ketenangan rohani (terlindung dari was-was dan psikosomatis) dan perlindungan jasmani di kala wabah. Salah satu guru dari Habib Ali Al-Jifriini menjelaskan bahwa wirid berikut dapat dibaca setelah shalat atau kapan saja jika memungkinkan.
1. Meminta ampunan Allah (100X):
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ العَظِيمَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ
Astagh-firullah wa atuubu ilaih.
Aku memohon ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya.
2. Mengakui keterbatasan diri dan bergantung pada Allah (100X):
حَسْبُنَا اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ
Hasbunallah wanikmal wakil.
Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.
3. Membaca ayat-ayat ketenangan:
وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ اِنَّ اٰيَةَ مُلْكِهٖٓ اَنْ يَّأْتِيَكُمُ التَّابُوْتُ فِيْهِ سَكِيْنَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ
wa qāla lahum nabiyyuhum inna āyata mulkihī ay ya`tiyakumut-tābụtu fīhi sakīnatum mir rabbikum
Dan nabi mereka berkata kepada mereka, “Sesungguhnya tanda kerajaannya ialah datangnya Tabut kepadamu, yang di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu (QS. Al-Baqarah [2]: 248).
ثُمَّ اَنْزَلَ اللّٰهُ سَكِيْنَتَهٗ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَعَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ
ṡumma anzalallāhu sakīnatahụ 'alā rasụlihī wa 'alal-mu`minīna
Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman (QS. Al-Taubah [9]: 26).
فَاَنْزَلَ اللّٰهُ سَكِيْنَتَهٗ عَلَيْهِ وَاَيَّدَهٗ بِجُنُوْدٍ لَّمْ تَرَوْهَا
fa anzalallāhu sakīnatahụ 'alaihi wa ayyadahụ bijunụdil lam tarauhā
Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan membantu dengan bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak terlihat olehmu (QS. Al-Taubah [9]: 40).
هُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ فِيْ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ لِيَزْدَادُوْٓا اِيْمَانًا مَّعَ اِيْمَانِهِمْ
huwallażī anzalas-sakīnata fī qulụbil-mu`minīna liyazdādū īmānam ma'a īmānihim
Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada) (QS. Al-Fath [48]: 4).
فَاَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ عَلَيْهِمْ وَاَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيْبًاۙ
fa anzalas-sakīnata 'alaihim wa aṡābahum fat-ḥang qarībā
Dia memberikan ketenangan atas mereka dan memberi balasan dengan kemenangan yang dekat (QS. Al-Fath [48]: 18).
فَاَنْزَلَ اللّٰهُ سَكِيْنَتَهٗ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَعَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ
fa anzalallāhu sakīnatahụ 'alā rasụlihī wa 'alal-mu`minīna
lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin (QS. Al-Fath [48]: 26).
4. Membaca ayat-ayat perlindungan:
اِذْ يُوْحِيْ رَبُّكَ اِلَى الْمَلٰۤىِٕكَةِ اَنِّيْ مَعَكُمْ فَثَبِّتُوا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْاۗ
iż yụḥī rabbuka ilal-malā`ikati annī ma'akum fa ṡabbitullażīna āmanụ
(Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman”(QS. Al-Anfal [8]: 12).
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا لَقِيْتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوْا وَاذْكُرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَۚ
yā ayyuhallażīna āmanū iżā laqītum fi`atan faṡbutụ ważkurullāha kaṡīral la'allakum tufliḥụn
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu bertemu pasukan (musuh), maka berteguh hatilah dan sebutlah (nama) Allah banyak-banyak (berzikir dan berdoa) agar kamu beruntung (QS. Al-Anfal [8]: 45).
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ
allażīna āmanụ wa taṭma`innu qulụbuhum biżikrillāh, alā biżikrillāhi taṭma`innul-qulụb
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram (QS. Ar-Ra’d [13]: 28).
يَمْحُوا اللّٰهُ مَا يَشَاۤءُ وَيُثْبِتُ ۚوَعِنْدَهٗٓ اُمُّ الْكِتٰبِ
yam-ḥullāhu mā yasyā`u wa yuṡbit, wa 'indahū ummul-kitāb
Allah menghapus dan menetapkan apa yang Dia kehendaki. Dan di sisi-Nya terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuzh) (QS. Ar-Ra’d [13]: 39).
يُثَبِّتُ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْاٰخِرَةِۚ
yuṡabbitullāhullażīna āmanụ bil-qauliṡ-ṡābiti fil-ḥayātid-dun-yā wa fil-ākhirah
Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh (dalam kehidupan) di dunia dan di akhirat (QS. Ibrahim [14]: 27).
وَلَوْلَآ اَنْ ثَبَّتْنٰكَ لَقَدْ كِدْتَّ تَرْكَنُ اِلَيْهِمْ شَيْـًٔا قَلِيْلًا
walau lā an ṡabbatnāka laqad kitta tarkanu ilaihim syai`ang qalīlā
Dan sekiranya Kami tidak memperteguh (hati)mu, niscaya engkau hampir saja condong sedikit kepada mereka (QS. Al-Isra’[17]: 74).
كَذٰلِكَ ۛ لِنُثَبِّتَ بِهٖ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنٰهُ تَرْتِيْلًا
każālika linuṡabbita bihī fu`ādaka wa rattalnāhu tartīlā
Demikianlah, agar Kami memperteguh hatimu (Muhammad) dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (berangsur-angsur, perlahan dan benar) (QS. Al-Furqan [25]: 32).
5. Membaca Surah Al-Insyirah (Asy-Syarh):
اَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَۙ - ١ وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَۙ - ٢ الَّذِيْٓ اَنْقَضَ ظَهْرَكَۙ - ٣ وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَۗ - ٤ فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ - ٥ اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۗ - ٦ فَاِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْۙ - ٧ وَاِلٰى رَبِّكَ فَارْغَبْ ࣖ - ٨
a lam nasyraḥ laka ṣadrak. wa waḍa'nā 'angka wizrak. allażī angqaḍa ẓahrak. wa rafa'nā laka żikrak. fa inna ma'al-'usri yusrā. inna ma'al-'usri yusrā. fa iżā faragta fanṣab. wa ilā rabbika fargab.
Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)? dan Kami pun telah menurunkan bebanmu darimu, yang memberatkan punggungmu, dan Kami tinggikan sebutan (nama)mu bagimu. Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan,sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap (QS. Asy-Syarh [94]: 1-8).
6. Membaca dua ayat dari Surah At- Tur:
فَمَنَّ اللّٰهُ عَلَيْنَا وَوَقٰىنَا عَذَابَ السَّمُوْمِ - ٢٧ اِنَّا كُنَّا مِنْ قَبْلُ نَدْعُوْهُۗ اِنَّهٗ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيْمُ - ٢٨
fa mannallāhu 'alainā wa waqānā 'ażābas-samụm. innā kunnā ming qablu nad'ụh, innahụ huwal-barrur-raḥīm.
Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka. Sesungguhnya kami menyembah-Nya sejak dahulu. Dialah Yang Maha Melimpahkan Kebaikan, Maha Penyayang (QS. At-Tur [52]: 27-28).
7. Membaca doa ini 7X:
يَا بَـرُّ يَارَحِيْـمُ
Ya Barru, Ya Rahiim.
Wahai yang Maha Baik, Wahai yang Maha Penyayang.
8. Membaca doa dan shalawat penutup ini:
مُنَّ عَلَيْنَا وَقِنَا عَذَابَ السَّمُوْمِ وَقِنَا الوَبَاءَ وَالبَلَاءَ وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ والْعَافِيَةَ وَصَلَّى اللّٰهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Munna ‘alaina waqinaa ‘azaa bas syamumi waqinal-wabaa’a wal-balaa’a wa nas’alukal 'afwa wal 'aafiyata wa sholollahu 'ala sayyidinaa Muhammad wa 'ala aalihi wa sahbihi wa sallama
Tunjukkanlah kami bantuan-Mu dan selamatkan kami dari siksaan angin kencang, dan lindungi kami dari wabah dan bencana. Kami memohon ampunan-Mu dan kesehatan (keselamatan) dari-Mu. Dan semoga shalawat serta salam senantiasa tercurah untuk Nabi Muhammad ﷺ, keluarga, dan sahabat-sahabatnya.
*
artikel di Website Bintang Songgo dirasa bermanfaat, jangan lupa share ya. Semoga dapat menjadi amal jariyah bagi kita semua. Aamiin.*
Post A Comment:
0 comments:
Posting Komentar