Tanya Kiyai : APA YANG MENYEBABKAN MASUK SURGA
الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلائِكَةُ طَيِّبِينَ يَقُولُونَ سَلامٌ عَلَيْكُمُ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (32)
“(yaitu) orang yang ketika diwafatkan oleh para malaikat dalam keadaan baik, mereka (para malaikat) mengatakan (kepada mereka), Semoga kesejahteraan untuk kalian semua, masuklah ke dalam surga karena apa yang telah kamu kerjakan” (Qs. An-Nahl : 32)
Dalam ilmu qiroat, terdapat perbedaan carabaca. Imam Hamzah az-Zayyat membaca dengan dhomir ya’ (terbaca الذين يتوفاهم) dengan dasar riwayat Ibnu Mas’ud
روى عن ابن مسعود أنه قال: إن قريشا زعموا أن الملائكة إناث فذكروهم أنتم.
Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud ra, beliau berkata “Sesungguhnya kabilah Quraisy menyangka para malaikat adalah perempuan maka bacalah mudzakkar (laki-laki) pada lafadz malaikat”.
Sedangkan imam qiroah lainnya membaca dengan dhomir ta’ (terbaca الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ) dengan menjadikan fa’ilnya berupa golongan dari para malaikat (جماعة من الملائكة). (Kitab al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an karya Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad al-Qurthubi vol.10 hal.100 cetakan Dar Kitab al-Mishriyyah Kairo 1964).
Dalam ayat ini, tugas mencabut nyawa dinisbatkan kepada para malaikat. Sedangkan dalam ayat yang lain dinisbatkan kepada malaikat maut
قُلْ يَتَوَفَّاكُمْ مَلَكُ الْمَوْتِ الَّذِي وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ (11)
“Katakanlah, “Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu, kemudian kepada Tuhanmu, kamu dikembalikan” (Qs. As-Sajadah : 11)
Menurut Dr. Muhammad Sayyid Thanthawi, kedua ayat ini dapat dikompromikan. Pada dasarnya, tidak ada hamba Allah yang wafat kecuali atas kehendak Allah. Dalam prakteknya, malaikat maut adalah malaikat yang diperintahkan untuk mencabut nyawa. Selain itu, Allah juga menciptakan beberapa malaikat sebagai para pembantu malaikat maut dalam mencabut nyawa. (Kitab Tafsir al-Wasith karya Dr. Muhammad Sayyid Thanttawi vol.8 hal.140 cetakan Dar as-Sa’adah Kairo tahun 2007).
Sedangkan makna thayyibin (طَيِّبِينَ) dalam ayat ini, terdapat 6 makna yaitu ; (1) bersih dari sifat syirik (2) memiliki sifat saleh (3) bersih perbuatan serta ucapannya (4) bagus jiwanya bertabur pahala dari Allah (5) bagus jiwanya dengan kembali kepada Allah (6) menemui kemudahan ketika wafat tanpa kesulitan serta kesakitan. Kitab al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an karya Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad al-Qurthubi vol.10 hal.99 cetakan Dar Kitab al-Mishriyyah Kairo 1964.
Kemudian, bentuk salam para malaikat kepada para hamba Allah memiliki dua makna yaitu ; (1) salam pengagungan dari para malaikat sebagai pertanda datangnya kematian seorang hamba Allah (2) kabar gembira atas akan masuknya mereka kedalam surga.
عن محمد بن كعب القرظى قال: إذا استنقعت نفس العبد المؤمن جاءه ملك الموت فقال: السلام عليك ولى الله الله يقرأ عليك السلام.
Diriwayatkan dari Muhammad bin Ka’ab al-Qurdzi, beliau berkata “ketika nyawa seorang hamba akan ditarik keluar, datanglah malaikat maut mengucapkan “Semoga kesejahteraan tercurahkan kepadamu wahai kekasih Allah, Allah menyampaikan salam kepadamu”.
Sebuah pertanyaan muncul “Amal perbuatan ataukah kasih sayang Allah yang memasukkan seorang hamba ke dalam surga?”
Tentu di sini kita akan menemukan perbedaan sangat mencolok. Dalam ayat ini dikatakan ”masuklah ke dalam surga karena apa yang telah kamu kerjakan”. Sedangkan dalam sebuah hadis dikatakan
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ قَالَ سَدِّدُوا وَقَارِبُوا ، وَاعْلَمُوا أَنْ لَنْ يُدْخِلَ أَحَدَكُمْ عَمَلُهُ الْجَنَّةَ ، وَأَنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ أَدْوَمُهَا إِلَى اللَّهِ ، وَإِنْ قَلَّ
Diriwayatkan dari sayyidah ‘Aisyah ra bahwasannya Rasulullah bersabda “Berpegang teguhlah dan mendekatlah, dan ingatlah tidak akan masuk surga seseorang diantara kalian dengan sebab amal perbuatannya, dan sesungguhnya paling dicintainya amal kebaikan adalah yang paling langgeng kepada Allah meskipun sedikit” (HR. Bukhari)
Dalam hal ini, para ulama memiliki dua penafsiran dalam mengkompromikan di antara nash al-Quran dan hadis ini yaitu :
Pertama, selamat dari api neraka adalah sebab ampunan Allah dan masuknya seseorang ke dalam surga adalah sebab kasih sayang Allah sebagaimana dalam hadis di atas. Sedangkan, derajat yang diberikan kepada seorang hamba di surga adalah berdasarkan besaran amal perbuatannya sebagaimana dalam Qs. An-Nahl ayat 32. Penafsiran ini dihaturkan oleh Sufyan bin ‘Uyaynah dan pengikutnya. Hal ini juga berdasarkan hadis
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَخْبَرَنِى رَسُولُ اللَّهِ أَنَّ أَهْلَ الْجَنَّةِ إِذَا دَخَلُوهَا نَزَلُوا فِيهَا بِفَضْلِ أَعْمَالِهِمْ.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda kepadaku “Sesungguhnya penduduk surga ketika masuk ke dalam surga maka mereka menempati sesuai dengan keutamaan amal perbuatan mereka” (HR. Turmudzi)
Dan pada dasarnya, seseorang harus berjuang beramal baik serta senantiasa mengharap kasih sayang Allah. (Kitab ad-Dakhil fi at-Tafsir karya Dr. Ibrahim Abdurrahman Khalifah hal.219 cetakan Maktabah al-Aiman Kairo tahun 2018)
Kedua, amal baik adalah sebab yang lazimnya mengantarkan menuju surga. Akan tetapi, sebab yang hakiki yang mengantarkan hamba ke dalam surga adalah anugerah serta kasih sayang Allah. Ini adalah pendapat yang diusung oleh Dr. Muhammad Sayyid Thanthawi. (Kitab Tafsir al-Wasith karya Dr. Muhammad Sayyid Thanttawi vol.8 hal.141 cetakan Dar as-Sa’adah Kairo tahun 2007)
Sedangkan, Ibnu Hajar al-Asqalani selaku pakar ilmu hadis memiliki pendapat lain. Menurutnya, amal yang memasukkan seseorang ke dalam surga sebagaimana dalam Qs. An-Nahl ayat 32 adalah amal baik yang diterima oleh Allah. Sedangkan, diterimanya amal ibadah seseorang di sisi Allah adalah sebab rahmat dan kasih sayang-Nya. Maka, tidak ada yang dapat masuk surga kecuali sebab kasih sayang Allah. Oleh karena itu, kasih sayang Allah serta amal baik seseorang memiliki keterkaitan yang menyebabkan seseorang masuk ke dalam surga milik Allah.
فإن قيل كيف الجمع بين هذه الآية وحديث لن يدخل أحدكم الجنة بعمله فالجواب أن المنفي في الحديث دخولها بالعمل المجرد عن القبول والمثبت في الآية دخولها بالعمل المتقبل والقبول إنما يحصل برحمة الله فلم يحصل الدخول الا برحمة الله.
“Apabila dikatakan “Bagaimana kompromi diantara ayat ini (Qs. An-Nahl ayat 32) dan hadis “tidak akan memasukkan kalian ke dalam surga amal kalian”. Maka, jawabnya adalah yang dinafikan dalam hadis adalah masuknya seseorang ke dalam surga sebatas dengan amal yang tidak diterima Allah. Sedangkan yang ditetapkan dalam Qs. An-Nahl ayat 32 adalah masuknya seseorang ke dalam surga dengan amal yang diterima Allah. Dan diterimanya amal adalah sebab kasih sayang Allah. Maka, seseorang tidak akan masuk surga kecuali dengan sebab kasih sayang Allah”. (kitab Fath al-Bari syarh Shahih al-Bukhari karya Ibnu Hajar al-Asqalani vol.1 hal.78 cetakan Dar al-Ma’rifat Beirut 2010)
Post A Comment:
0 comments:
Posting Komentar