Detik-Detik Wafatnya Rasulullah ﷺ (Bagian 3)
Artikel ini melanjutkan dua artikel sebelumnya yang mengisahkan isyarat dan detik-detik wafatnya Rasulullah ﷺ pada 8 Juni 632 M atau 12 Rabiul Awal 11 H. Tujuan artikel berseri ini adalah untuk mengenang kembali manusia terbaik yang pernah hidup dan mengambil pelajaran tidak hanya dari lensa agama, tetapi juga sejarah.
Isyarat ketujuh ucapan beliau ﷺ saat mengunjungi para syuhada di Gunung Uhud. Pada awal bulan Safar 11 H, Rasulullah ﷺ pergi ke Gunung Uhud dan mendoakan para syuhada yang dikubur di sana. Ucapan Rasulullah ﷺ seperti mengucapkan selamat tinggal kepada yang sudah meninggal maupun yang masih hidup. Diriwayatkan dalam sahih Al-Bukhari, Rasulullah ﷺ kemudian naik ke mimbar dan berkata kepada para sahabat yang hadir:
إِنِّي فَرَطُكُمْ، وَأَنَا شَهِيدٌ عَلَيْكُمْ، إِنِّي وَاللَّهِ لأَنْظُرُ إِلَى حَوْضِي الآنَ، وَإِنِّي قَدْ أُعْطِيتُ خَزَائِنَ مَفَاتِيحِ الأَرْضِ، وَإِنِّي وَاللَّهِ مَا أَخَافُ بَعْدِي أَنْ تُشْرِكُوا، وَلَكِنْ أَخَافُ أَنْ تَنَافَسُوا فِيهَا
Aku akan mendahului kalian dan menjadi saksi atas kalian, dan aku, demi Allah, sungguh telah melihat Telagaku sekarang, dan aku telah diberi kunci-kunci perbendaharaan bumi. Demi Allah, aku tidak mengkhawatirkan kalian akan menyembah selain Allah sepeninggalku, tetapi yang justru yang aku khawatirkan adalah kalian saling iri dan berkelahi satu sama lain untuk mendapat kekayaan-kekayaan di bumi (HR. Al-Bukhari 3596).
Ucapan “Aku akan mendahului kalian” tentu cukup jelas artinya bahwa beliau akan wafat sebelum para sahabat yang hadir. Dan ucapan “yang aku khawatirkan adalah kalian saling iri dan berkelahi satu sama lain untuk mendapat kekayaan-kekayaan di bumi” adalah wasiat Rasulullah ﷺ kepada para sahabat dan segenap umat Islam setelah beliau agar tetap menjaga ukhuwah islamiyah dan jangan sampai tercerai-berai oleh sebab harta dunia.
Isyarat kedelapan kunjungan dan ucapan beliau ﷺ di Baqi’. Pada hari Senin, tanggal 29 bulan Safar 11 H, Rasulullah ﷺ berziarah ke Baqi’ lalu meminta ampunan untuk mereka yang dikebumikan di sana.
Baqi' adalah pemakaman utama yang terletak di Madinah, Arab Saudi, berseberangan dengan Masjid Nabawi
Kepada Abu Muwaihibah yang menemani beliau ke sana, Rasulullah ﷺ mengatakan bahwa beliau diminta oleh Allah untuk mendoakan penghuni Baqi’. Beliau pun menambahkan bahwa Allah meminta beliau memilih antara “kunci-kunci perbendaharaan dunia dan kekekalan di dunia lalu meraih surga” atau “pertemuan dengan Allah dan surga”. Mendengar ini Abu Muwaihibah menganjurkan kepada Rasulullah ﷺ agar memilih dunia. Namun Rasulullah ﷺ mengatakan bahwa ia telah memilih pertemuan dengan Rabbnya. (Lihat Sirah Ibnu Hisham hal. 650, Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW hal. 1077-1088.)
Bahwa setiap nabi sebelum diwafatkan diberi pilihan oleh Allah sejalan dengan hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah. Ketika beliau ﷺ sedang sehat-sehatnya, menurut Aisyah, Rasulullah ﷺ pernah berkata,
لَنْ يُقْبَضَ نَبِيٌّ قَطُّ حَتَّى يَرَى مَقْعَدَهُ مِنَ الْجَنَّةِ ثُمَّ يُخَيَّرُ
Tidaklah seorang nabi diwafatkan sebelum ia ditunjukkan tempatnya di surga dan diberikan pilihan (untuk hidup atau mati) (HR. Al-Bukhari 6348).
Isyarat kesembilan sakitnya Rasulullah setelah pulang dari Baqi’. Sulit mengetahui dengan pasti penyakit apa yang diidap oleh Rasulullah ﷺ. Dari catatan sejarah dan hadis, disebut bahwa beliau ﷺ mengalami pusing-pusing, demam, dan panas yang tinggi.
Ada beberapa hadis yang mengatakan bahwa sebelum beliau wafat, Rasulullah ﷺ mengucapkan perkara racun yang (konon) ia dapat dari perempuan Yahudi bernama Zaynab di Khaibar.
يَا عَائِشَةُ مَا أَزَالُ أَجِدُ أَلَمَ الطَّعَامِ الَّذِي أَكَلْتُ بِخَيْبَرَ، فَهَذَا أَوَانُ وَجَدْتُ انْقِطَاعَ أَبْهَرِي مِنْ ذَلِكَ السَّمِّ
Wahai Aisyah, aku masih merasakan sakit akibat makanan yang aku santap di Khaibar. Dan, saat ini aku merasakan seolah-olah aortaku terputus karena racun tersebut”(HR. Al-Bukhari 4428).
Namun demikian, perlu dicatat bahwa peristiwa Khaibar terjadi 3 tahun sebelum wafatnya Rasulullah ﷺ. Mengapa racunnya baru bereaksi sekarang? Sedangkan sahabat Rasulullah ﷺ bernama Bisyr yang memakan daging di Khaibar langsung tewas seketika. Lebih lanjut, ada beberapa riwayat mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ tidak ikut memakan daging yang disuguhkan oleh Zaynab. Rasulullah ﷺ diberi ilham terkait rencana keji tersebut beberapa detik sebelum menyantap makanan, sedangkan Bisyr sudah terlanjur menyantap makanan itu.
Allah senantiasa menjaga Rasulullah ﷺ dari kejahatan manusia sebagaimana firman-Nya:
وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ
Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia (Q.S. Al-Maidah: 67).
Menurut Tafsir Al-Jalalain dan lainnya, sepenggal ayat ini adalah jaminan dari Allah bahwa tidak ada seorang manusia pun yang dapat membunuh atau mencelakai hingga tewas Rasulullah ﷺ.
Ketika Rasulullah ﷺ tiba di Madinah, selalu ada sahabat yang menjaga Rasulullah setiap saat. Ketika ayat ini turun, yang merupakan jaminan Allah akan keselamatan rasul-Nya, Rasulullah ﷺ pun meminta para sahabat berhenti menjaga dirinya.
قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يُحْرَسُ حَتَّى نَزَلَتْ هَذِهِ الآيَةُ : ) وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ ( فَأَخْرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم رَأْسَهُ مِنَ الْقُبَّةِ فَقَالَ لَهُمْ " يَا أَيُّهَا النَّاسُ انْصَرِفُوا فَقَدْ عَصَمَنِي اللَّهُ
“Rasulullah ﷺ senantiasa dijaga hingga ayat ini diturunkan: ‘Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia’. Lalu Rasulullah ﷺ menjulurkan kepalanya keluar dari kamar beliau dan berkata: ‘Wahai manusia, pergilah kalian (jangan lindungi aku lagi) karena Allah akan melindungiku.’” (HR. Timidzi 3046).
Terlepas penyakit apa yang diderita oleh Rasulullah ﷺ hingga wafatnya, keluarbiasaan Rasulullah ﷺ, seperti disitir oleh Reginald Bosworth Smith, adalah bagaimana kehidupan beliau tidak hanya penuh pelajaran yang dapat dipetik tetapi juga betapa ‘ordinary’ dan ‘simple’. Maksudnya setiap orang dapat terkoneksi dengan kemanusiaan beliau ﷺ dan terkagum-kagum dengan keluhuran budi beliau.
Beliau ﷺ hidup, bekerja, berdagang, menikah, berdakwah, membantu kehidupan rumah tangga, bercanda dengan istrinya, memimpin, kalah, menang, sakit, meninggal, dsb. Setiap detik kehidupan Rasulullah ﷺ adalah pelajaran bagi kita semua.
Tak aneh bila Reginald Bosworth Smith menempatkan Rasulullah ﷺ sebagai tokoh yang paling pantas mengklaim telah memimpin dengan Pesan Illahi. Dalam bukunya, Reginald menulis:
“Dia adalah Kaisar dan Paus dalam satu (tubuh); tetapi dia adalah Paus tanpa pretensi, Kaisar tanpa pasukan Kaisar. Tanpa bala tentara, tanpa pengawal, tanpa istana, tanpa pendapatan tetap, jika ada orang yang berhak mengatakan bahwa ia memimpin dengan Pesan Illahi, ia adalah Muhammad; karena dia memiliki kekuatan tanpa instrumen dan tanpa dukungannya. Caesar, Cromwell, Napoleon — tidak mampu menahan dirinya dari kemasan kekuasaan. Muhammad puas dengan kenyataan, dia tidak peduli pada balutan kekuasaan. Kesederhanaan kehidupan pribadinya sesuai dengan kehidupan publiknya.”
Shollu 'alannabi
(Bersambung ke bagian IV—hari-hari terakhir Rasulullah ﷺ
*Jika artikel di Website Bintang Songgo dirasa bermanfaat, jangan lupa share ya. Semoga dapat menjadi amal jariyah bagi kita semua. Aamiin.*
Post A Comment:
0 comments:
Posting Komentar