ikl Hikmah KISAH – KISAH PENUNTUT ILMU (3) - Bintang Songo

Search This Web

Popular Posts

Hikmah KISAH – KISAH PENUNTUT ILMU (3)

Share it:

Hikmah KISAH – KISAH PENUNTUT ILMU (3)


BELAJAR HINGGA AKHIR HAYAT
Ibrahim bin Jarrah Rahimahullah bercerita : "Imam Abi Yusuf Al-Qadhi Rahimahullah menderita sakit menjelang kematian nya. Saya datang untuk menjenguknya dan saya mendapati beliau dalam keadaan pingsan. Ketika sadar beliau berkata : "Apa pendapatmu tentang masalah ini dan ini?" Saya berkata : "Wahai Imam, dalam keadaan seperti ini –yakni dalam sakaratul maut engkau masih mendiskusikan ilmu-?" Beliau menjawab : "Tidak mengapa kita belajar, semoga hal itu bisa menyelamatkan seseorang." Kemudian beliau bertanya : "Wahai Ibrahim, mana yang lebih utama ketika melontar jumrah waktu haji, dilakukan dengan berjalan kaki atau naik kendaraan?" Saya menjawabnya dan setelah itu saya meninggalkan beliau. Belum sampai dipintu rumahnya, saya sudah mendengar orang menangisi beliau, dan ternyata beliau sudah meninggal. Semoga Allah merahmatinya."
BERTANYA DI LUAR MAJLIS
Abdurrahman Al-Qashim Rahimahullah bercerita : "Saya mendatangi Imam Malik bin Anas Rahimahullah di akhir malam sebelum fajar untuk bertanya dua, tiga atau empat masalah. Disaat-saat itu, saya mendapati beliau dalam keadaan tenang hatinya, sedikit murid (yang disekitarnya), dan saya selalu mendatanginya diwaktu tersebut.

ROTI ATAU KERTAS
Muhammad bin Thahir Al-Maqdisi Rahimahullah bercerita : "Saya tinggal di Tunis bersama Abu Muhammad bin Al-Haddad Rahimahullah. Bekal saya semakin menipis hingga yang tersisa hanya satu dirham saja. Saat itu saya butuh roti dan kertas untuk menulis. Saya bingung, kalau saya belikan roti, maka saya tidak ada (uang untuk) beli kertas untuk menulis. Jika dipakai beli kertas maka saya tidak akan makan roti. Kebingungan ini berlanjut sampai tiga hari dan selama itu pula saya tidak merasakan makan sama sekali.
Pada pagi hari keempat, dalalam hati, saya berkata : "Kalau saya punya kertas, saya tidak akan bisa menulis karena sangat lapar." Saya letakan dirham itu dimulut dan mengeluarkan untuk membeli roti. Tanpa terasa saya telah menelan dirham tersebut, saya tertawa. Abu Thahir mendatangi saya dan bertanya : "Apa yang membuat anda tertawa?" Saya menjawab : "Sesuatu yang baik." Beliau meminta saya untuk menceritakan nya, tetapi saya menolak. Ia terus menerus memaksa sehingga saya ceritakan permasalahan nya. Beliau mengajak saya ke rumahnya dan memberi saya makanan." [Tadzkiratul Huffazh )4/1246 dengan saduran), Adz-Dzahabi]

TIDAK PUNYA PAKAIAN
Umar bin Hafs Al-Asyqar Rahimahullah berkata : "Suatu hari kami kehilangan Imam al-Bukhari Rahimahullah ketika menulis hadits di Bashrah. Kami mencari beliau dan mendapati nya sedang berada dirumahnya, beliau tidak berpakaian. Semua yang beliau memiliki telah habis sehingga beliau tidak memiliki harta lagi. Kami berkumpul dan sepakat untuk mengumpulkan beberapa dirham dan membelikan beliau pakaian dan memberikan nya. Kemudian beliau dan mengajari kami hadits." [Tarikh Baghdad )2/13(, Khatib al-Baghdadi]
SEBELUM IMAM MUSLIM MENINGGAL
Ahmad bin Salamah Rahimahullah salah seorang teman Imam Muslim Rahimahullah –penulis Shahih Muslim- bercerita : "Imam Muslim dibuatkan sebuah acara untuk mendiskusikan hadits, dibacakan kepada beliau sebuah hadits yang tidak beliau ketahui. Beliau kembali ke rumahnya kemudian menyalakan lampu dan berkata kepada orang-orang yang ada dirumahnya : "Tidak boleh seorang pun masuk ke dalam kamar ini."
Seseorang berkata : "Kita diberi hadiah satu keranjang kurma." Imam Muslim berkata : "Berikan kepadaku." Merekapun memberikannya kepada Imam Muslim. Beliau mencari hadits yang tidak diketahui sebelumnya dalam kitab-kitabnya sambil mengambil kurma dan mengunyahnya sampai tiba waktu Subuh. (Karena seriusnya beliau meneliti, tanpa sadar) kurma telah habis dan hadits baru didapatkan.
Al-Hakim berkata : "Saya diceritakan oleh orang yang bisa dipercaya, bahwa Imam Muslim sakit setelah memakan kurma tersebut, dan setelah itu beliau meninggal dunia." [Shiyanatus Shahih Muslim min Ikhlal wa Ghalath, Ibnu Shalih]

MENJUAL RUMAH
Ibnu Qashim Rahimahullah berkata : "Karena fakirnya, Imam Malik Rahimahullah berupaya menuntut ilmu hingga menghabiskan atap rumahnya, kayunya dijual. Kemudian Allah Subhanahu wa ta'ala membukakan dunia dan memberi nya rezki. Imam Malik berkata : "Ilmu tidak akan bisa diraih, hingga merasakan nikmatnya kefakiran karena nya." [Tartibul Madarik (1/130), Qadhi Iyadh]



Ibnu Rajab Al-Hambali Rahimahullah menceritakan, Abu Muhammad Abdullah Al-Khasysyab Rahimahullah pernah suatu hari beliau membeli kitab seharga 500 dinar. Karena tidak memiliki sesuatu untuk membayarnya, beliau meminta ditangguhkan pembayaran nya sampai tiga hari. Beliau segera pulang dan menawarkan rumahnya untuk dijual, sedangkan tawaran harganya mencapai 500 dinar. Ia lalu menuju ke penjual kitab itu. Ia telah menjual rumahnya seharga 500 dinar, persis seharga kitabnya, sehingga lunaslah hutang-hutang nya." [Dzailut Tabaqatil Hanabilah (1/319), Ibnu Rajab dengan saduran]
Share it:

Hikmah

Islam

iklan

Post A Comment:

0 comments:

searching