METODE SALAT KHUSYUK HATIM AL-ASHAM
Dikisahkan, Hatim al-Asham ditanya mengenai salatnya. Ia pun berkata,
“Ketika sudah masuk waktu salat, aku menyempurnakan wudu, kemudian mendatangi tempat yang aku inginkan salat di situ sehingga seluruh tubuhku berkumpul (dalam semangat). Setelah itu aku mendirikan salatku. Kujadikan Ka’bah di depanku, Shirat di bawah kakiku, surga di sebelah kananku, neraka di sebelah kiriku, dan malaikat maut di belakangku. Aku merasa seorang itulah salatku yang terakhir. Aku berdiri di antara harapan dan ketakutan. Aku bertakbir dengan tenang, membaca surah dengan tartil, sujud dengan tenang, duduk tawarruk di atas kaki kiri, duduk iftirasy dengan mengeluarkan kaki kiri dan menegakkan kaki kanan yang ditopang jempol, dan disertai keikhlasan. Setelah itu, aku tidak tahu apakah salatku diterima atau tidak.”
Aku berkata, “Lantas bagaimana seseorang yang salat sambil menoleh kanan dan kiri, lupa, bermain-main, dan disertai rasa bosan dari awal sampai akhir?”
Ia berkata, “Hendaknya engkau memohon kepada Allah SWT agar dikaruniai kekhusyukan dan ketawaduan untuk taat kepada-Nya. Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa kita, baik yang kecil maupun yang besar.”
Disarikan dari kitab An-Nail al-Hatsits fi Hikayah al-Hadits, hal. 45-46, karya Abu Hafsh Umar bin Husein as-Samarqandi.
Post A Comment:
0 comments:
Posting Komentar