Hikmah Surat Al-Kahfi dan Shalawat di Hari Jumat

Habib Ali Al-Jifri berkata:

Renungkanlah kisah anjing yang menyertai para pemuda Al-Kahfi di gua. Kecintaan anjing itu pada hamba-hamba Allah yang saleh dan kesetiaannya mengikuti mereka membuatnya diabadikan dalam Al-Qur’an yang senantiasa dibaca hingga hari ini. 

Anjing itu digambarkan sebagai “anjing (milik) mereka” karena hubungan anjing itu dengan orang-orang saleh tersebut. Bahkan Allah menjelaskan bagaimana dan di mana anjing itu duduk, “Meregangkan kaki depannya di pintu masuk (gua)",—setia menjaga para pemuda saleh dari kejaran musuhnya. 

Allah berfirman:

 ۖوَكَلْبُهُمْ بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِالْوَصِيْدِۗ 

Sedang anjing mereka membentangkan kedua lengannya di depan pintu gua (QS. Al-Kahfi [18]: 18).

Ini adalah cara Allah memperlakukan makhluk yang mencintai hamba-Nya yang saleh. Jika hal ini dapat terjadi pada seekor anjing, lalu bagaimana jika seorang manusia memiliki cinta kepada orang saleh seperti ini? 

Hendaklah kita berupaya memiliki kecintaan yang demikian. Para ulama berkata, “Jadilah kamu orang yang saleh. Kalau kau tak mampu, jadilah murid dari orang yang saleh. Kalau kau tak mampu, setidaknya engkau mencintai mereka walaupun dari jauh. Jikalau itu pun kau tak mampu, setidaknya engkau tidak mengganggu (mengusik) mereka.” 

Kita juga perlu untuk senantiasa berdoa kepada Allah agar diberi karunia hati yang mencintai Allah dan hamba-Nya yang saleh. Salah satu doa yang dapat dibaca adalah: 

اَللَّهُـمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ حُبَّكَ، وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ، وَحُبَّ عَمَلٍ يُقَرِّبُ إِلَى حُبِّكَ

Ya Allah, sungguh aku memohon agar dapat mencintai-Mu, mencintai orang-orang yang mencintai-Mu, dan mencintai amal yang dapat mendekatkan diriku kepada cinta-Mu (HR. Tirmidzi no. 3235).

Rasulullah ﷺ mengajarkan doa di atas kepada sahabatnya Muadz bin Jabal ra. setelah beliau ﷺ bertemu dengan Allah di dalam mimpinya. Rasulullah ﷺ  juga berpesan kepada Muadz bahwa, “Sesungguhnya ia (doa ini) merupakan hal yang benar, maka pelajari (hafalkan), dan perdalamlah” (HR. Tirmidzi no. 3235). 

Selain doa di atas, disarankan juga untuk membaca dan merenungi Surat Al-Kahfi dan mengirimkan shalawat kepada Rasulullah ﷺ, terutama di hari Jumat. 

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ

Barang siapa yang membaca surat Al-Kahfi di hari Jumat, dia akan disinari cahaya di antara dua Jumat (Sunan Baihaqi Shaghir no. 606). 

Terkait bershalawat di hari Jumat, Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَأَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِيهِ فَإِنَّ صَلاَتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَىَّ ‏"‏ ‏.‏ قَالَ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ تُعْرَضُ صَلاَتُنَا عَلَيْكَ وَقَدْ أَرِمْتَ قَالَ يَقُولُونَ بَلِيتَ ‏.‏ قَالَ ‏"‏ إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى حَرَّمَ عَلَى الأَرْضِ أَجْسَادَ الأَنْبِيَاءِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِمْ

Sungguh di antara hari-hari kalian yang paling utama adalah hari Jumat. Maka, perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari itu, karena shalawat kalian akan diperlihatkan kepadaku. Para sahabat bertanya, "Bagaimana shalawat kami bisa ditampakkan kepadamu jika dirimu sudah menjadi tanah (dikubur)?" Rasulullah ﷺ menjawab, "Sungguh Allah mengharamkan bumi untuk memakan jasad para nabi" (HR. Abu Dawud no. 1531). 

Ya Allah, izinkanlah kami membaca surat Al-Kahfi dan mengirimkan shalawat kepada Rasul-Mu yang Engkau wahyukan dalam dadanya Al-Qur’an dan Engkau mudahkan lidahnya untuk membaca Al-Qur’an.

Terakhir, di hari Jumat yang penuh berkah ini, marilah kita juga mendoakan orang-orang saleh yang ada dalam kehidupan kita, dari mulai guru, ustadz, kiai, hingga orang tua kita, yang telah mengajarkan alif-ba-ta, Al-Qur’an, dan agama kepada kita. 

Semoga kecintaan kita terhadap Rasulullah ﷺ, orang saleh dan ulama, serta orang tua kita menyebabkan kita dikumpulkan bersama beliau-beliau di surga nanti. Bukankah Rasulullah ﷺ sendiri pernah bersabda, “Engkau akan bersama orang (saleh) yang kau cintai” (HR. Bukhari no. 3688)

###

.