ikl Detik-Detik Wafatnya Rasulullah ﷺ (Bagian 1) - Bintang Songo

Search This Web

Popular Posts

Detik-Detik Wafatnya Rasulullah ﷺ (Bagian 1)

Share it:

Detik-Detik Wafatnya Rasulullah ﷺ (Bagian 1)




Tiap-tiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan” (Al-Anbiya: 35).
Menurut beberapa riwayat, Rasulullah ﷺ wafat pada hari ini, yaitu 8 Juni, 1387 tahun yang lalu. Rasulullah ﷺ mengalami sakit demam kurang lebih selama dua minggu sebelum akhirnya beliau ﷺ menghembuskan nafas terakhir pada 8 Juni 632 M atau 12 Rabiul Awal 11 H.
Namun demikian, isyarat-isyarat akan kepergian beliau ﷺ kembali ke Rabb-nya rupanya sudah ada sejak setahun sebelumnya. Jika dikumpulkan menjadi satu narasi, semakin jelas bahwa Rasulullah ﷺ menyadari bahwa misi yang beliau emban sudah mendekati masa akhirnya sejak tahun 10 H. Apa saja isyarat-isyarat tersebut? Dan apa saja pesan-pesan terakhir Rasulullah ﷺ yang dapat dijadikan pelajaran bagi kita semua? Simak selengkapnya di artikel berseri ini. 



Isyarat pertama wafatnya Rasulullah ﷺ adalah pada bulan Ramadan 10 H, Rasulullah ﷺ ber’itikaf selama 20 hari—10 hari lebih lama dari kebiasaan beliau ﷺ di tahun-tahun sebelumnya.
قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يَعْتَكِفُ فِي كُلِّ رَمَضَانَ عَشْرَةَ أَيَّامٍ، فَلَمَّا كَانَ الْعَامُ الَّذِي قُبِضَ فِيهِ اعْتَكَفَ عِشْرِينَ يَوْمًا
“Rasulullah  beri’tikaf Ramadan selama 10 hari. Dan pada tahun di mana beliau wafat, Rasulullah  beri’tikaf selama 20 hari” (HR. Al-Bukhari 2044).
Para ulama berpendapat bahwa Rasulullah ﷺ semakin meningkatkan amalannya menjelang berakhirnya misi kenabian dan kehidupan beliau ﷺ. Sebab beliau ingin menghadap Rabb-nya dengan sebaik-baik dan sebanyak-sebanyak amalan.
Rasulullah ﷺ pernah bersabda,

إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ قَالُوا وَكَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ قَالَ يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ قَبْلَ مَوْتِهِ



Apabila Allah menghendaki kebaikan atas hamba-Nya, maka Dia memperkerjakannya?” Para sahabat bertanya, ‘Bagaimana Allah memperkerjakannya?’ Beliau menjawab, ”Allah memberinya taufik untuk beramal saleh sebelum kematiannya” (HR. Ahmad dan Tirmidzi).
Saat i’tikaf adalah saat di mana seseorang fokus beridadah kepada Allah dan mengurangi interaksi dengan manusia. Ini juga merupakan pembelajaran dan persiapan bagi para sahabat sepeninggalan beliau ﷺ.
Isyarat kedua adalah Malaikat Jibril mengulang Alquran hingga dua kali dalam setahun bersama Rasulullah ﷺ. Para ulama berpendapat bahwa Malaikat Jibril ditugaskan untuk memastikan hafalan Rasulullah ﷺ dan keutuhan Alquran sepeninggalan beliau ﷺ.
Rasulullah ﷺ menyampaikan isyarat ini kepada putrinya, Fatimah ra.:
إِنَّ جِبْرِيلَ كَانَ يُعَارِضُنِي الْقُرْآنَ كُلَّ سَنَةٍ مَرَّةً، وَإِنَّهُ عَارَضَنِي الْعَامَ مَرَّتَيْنِ، وَلاَ أُرَاهُ إِلاَّ حَضَرَ أَجَلِي
Bahwa biasanya Jibril  datang  kepadaku untuk  mengulang  Alquran sekali  dalam setahun, tapi tahun ini dia datang dua kali dan ini aku rasa menunjukkan bahwa ajalku sudah dekat (HR. Al-Bukhari 3623, 3624). 
Isyarat ketiga adalah khutbah Rasulullah ﷺ di Padang Arafah saat haji, yang kemudian dikenal sebagai Haji Wada’ (Haji Perpisahan). Imam Tabari menyebutkan bahwa Rasulullah ﷺ membuka khutbahnya dengan kalimat, “Wahai manusia, dengarkanlah kata-kataku. Aku tidak tahu apakah aku akan bertemu lagi dengan kalian di tempat ini setelah tahun ini.”
Jika kalimat pembuka Rasulullah ﷺ sudah cukup mengisyaratkan masa-masa akhir kenabian, kalimat penutup Rasulullah ﷺ kepada para sahabat semakin menjurus:




وَأَنْتُمْ تُسْأَلُونَ عَنِّي فَمَا أَنْتُمْ قَائِلُونَ ‏"‏ ‏.‏ قَالُوا نَشْهَدُ أَنَّكَ قَدْ بَلَّغْتَ وَأَدَّيْتَ وَنَصَحْتَ ‏.‏ فَقَالَ بِإِصْبَعِهِ السَّبَّابَةِ يَرْفَعُهَا إِلَى السَّمَاءِ وَيَنْكُتُهَا إِلَى النَّاسِ ‏"‏ اللَّهُمَّ اشْهَدِ اللَّهُمَّ اشْهَدْ ‏"‏ ‏.‏ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ
“Dan kalian akan ditanya tentangku (di Hari Akhir), apa yang akan kalian sampaikan (kepada Allah)? Para sahabat menjawab, ‘Kami bersaksi bahwa sungguh engkau talah menyampaikan (risalah), telah menunaikan (amanah) dan telah menasehati.’ Kemudian Rasulullah  mengangkat jari telunjuk ke arah langit dan menunjuk ke pada segenap manusia (yang hadir) dan berkata, ‘Ya Allah saksikanlah, Ya Allah saksikanlah, sebanyak tiga kali’” (HR. Muslim 1218).  
(Bersambung besok ke bagian II)



*Jika artikel di Website Bintang Songgo dirasa bermanfaat, jangan lupa share ya. Semoga dapat menjadi amal jariyah bagi kita semua. Aamiin.*
Share it:

Hikmah

Islam

Kisah

Sejarah

iklan

Post A Comment:

0 comments:

searching