Perempuan itu berlian, akan tampak lebih indah jika dibalut dengan akhlak terpuji. Pahala mereka melimpah ruah meski hanya di dalam rumah. Komunikasi yang baik dalam rumah tangga merupakan ceruk yang harus dibangun sejak dini agar lekas tercipta Chemistry antara suami-istri. Semua bisa dicapai dengan saling menjaga perasaan satu sama lain. Mau menerima kondisi dan keadaan pasangannya, dan sebagainya. Bagaimanapun itu merupakan lahan pahala.
Bersabar dengan apa yang ada dalam diri pasangannya. Materi, fisik maupun hal-hal indrawi lainnya hanyalah penunjang kebahagiaan. Semua dapat diatasi dengan penyikapan yang telah dituntunkan agama.
Bagi istri, ketaatan kepada suami adalah modal
besar kelak di hadapan Tuhan. Dalam kesehariannya, ada banyak poin mengenai etika terhadap suami. Diantaranya hanya bersolek untuk suami. Menjaga martabat suami di depan orang lain. Tidak menghina kondisi fisik suami jika memang kurang begitu menyenangkan untuk dipandang. Bahkan janganlah membanggakan kecantikannya kepada suami.
Sebuah kisah menarik diceritakan oleh Syekh Asmu’i. : “Suatu ketika aku masuk pada sebuah perkampungan. Di sana aku bertemu dengan seorang wanita yang kecantikannya sungguh sangat. Dia menjadi istri dari sosok lelaki yang (maaf) buruk rupa.” Beliau heran kenapa ia mau diambil istri.
“Duhai, kenapa engkau mau menjadi istri dari seorang suami yang macam dia.” Pertanyaan beliau ini sungguh menyinggung perasaan perempuan itu.
“Diam kau!. Buruk sekali perkataanmu itu.” Jelas ia tidak terima.
Namun ia menjawab kenapa mau dijadikan istri dengan jawaban yang mempesona nan bijaksana.
“Bisa saja suamiku itu saleh dan taat. Memenuhi segala hak-hak Allah Sang Khaliq. Sebagai pahalanya (mungkin) Allah menjadikanku istrinya. Sedangkan aku, bisa saja aku telah berlaku buruk dan tidak taat kepada Allah. Untuk balasannya (mungkin) menjadikannya sebagai suamiku. Kenapa aku tidak rida dengan sesuatu yang Allah rida terhadapnya?. ” Jawabanya begitu menohok sanubari Syekh Asmu’i.
“Sungguh ia membuatku diam seribu bahasa.” Tandas beliau.
Sekian, semoga bisa menjadi renungan agar bisa bersikap positif terhadap kenyataan yang pahit dalam segala lini kehidupan kita.
الدُّنْيَا مَتاَعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ
“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim no. 1467).
Post A Comment:
0 comments:
Posting Komentar