ikl Habib Umar bin Hafiz: Keutamaan Sya’ban - Bintang Songo

Search This Web

Popular Posts

Habib Umar bin Hafiz: Keutamaan Sya’ban

Share it:

Habib Umar bin Hafiz: Keutamaan Sya’ban

Para ulama berpendapat bahwa Sya’ban secara bahasa berarti cabang. Diartikan cabang karena banyak hal baik “bercabang” dari bulan ini. Bulan Sya’ban memiliki peran sebagai jembatan antara Rajab ke Ramadhan. Meski demikian, eksistensi bulan Sya’ban kadang terabaikan oleh sebagian kaum muslim.



Habib Umar bin Hafiz menceritakan bahwa dahulu Rasulullah ﷺ pernah ditanya kenapa beliau ﷺ begitu banyak berpuasa di bulan ini.
Rasulullah ﷺ berkata, “Sya’ban adalah bulan yang diabaikan banyak orang, di antara Rajab dan Ramadhan. Sya’ban adalah bulan di mana amal perbuatan diangkat kepada Allah Penguasa Dunia. Dan aku suka amalku diangkat ketika aku sedang berpuasa” (HR. An-Nasa’i no. 2357).
Habib Umar bin Hafiz menjelaskan bahwa “amal yang diangkat” adalah pengertian simbolis dari perbuatan kita kepada Allah. Tentu saja Allah Maha Melihat, Maha Tahu dan tidak memerlukan apa pun untuk mengetahui perbuatan yang kita lakukan, sebab Allah senantiasa mengetahuinya.
Namun, jika seorang hamba tidak selalu memiliki kesadaran dan kewaspadaan bahwa Allah senantiasa mengetahui apa yang dia perbuat, maka setidaknya dia berusaha untuk melakukan amal-amal baik saat di mana amal itu diangkat kepada Allah.
Jika ia mampu memperoleh keridhaan Allah pada hari-hari tersebut, maka tentu ia berharap bahwa Allah akan mengampuni kesalahan dan dosanya di hari-hari yang lain. 
Waktu di mana Segala Amal Diangkat
Habib Umar bin Hafiz menjelaskan bahwa ada waktu di mana amal kita diangkat kepada Allah secara harian, yakni di waktu Subuh dan Asar. Ada juga waktu mingguan, yakni pada hari Senin dan Kamis. Begitu juga ada waktu yang sifatnya tahunan, yakni berlangsung di bulan Sya’ban. 
Dan Rasulullah ﷺ senantiasa berikhtiar secara sungguh-sungguh untuk melaksanakan amal baik di waktu-waktu tersebut, dan beliau ﷺ memiliki keinginan agar umatnya pun melakukan hal yang sama sebagaimana yang beliau ﷺ lakukan.
Amalan Bulan Sya’ban
1. Puasa Sya’ban
Salah satu amalan utama yang bisa kita lakukan di bulan Sya’ban adalah puasa. Ini adalah amalan yang Rasulullah ﷺ suka lakukan tatkala amal perbuatannya hendak diangkat ke hadapan Allah. Misalnya beliau puasa Senin dan Kamis, juga melakukannya selama bulan Sya’ban.
Sayyidah Aisyah berkata, “Aku pun tidak pernah melihat beliau ﷺ berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Sya’ban” (HR. Bukhari no. 1969). Sayyidah Aisyah juga mengatakan, “Bulan yang paling disukai Rasulullah adalah Sya’ban” (HR. An-Nasa’i no. 2350).
Kedua hadis di atas merujuk pada puasa yang dilakukan secara sukarela di luar bulan Ramadhan. Bahkan beberapa hadis menyebutkan bahwa beliau ﷺ berpuasa di seluruh hari bulan Sya’ban (HR. Bukhari no. 1970).



Hikmah Puasa Sya’ban
Salah satu hikmah mengapa Rasulullah ﷺ  sering berpuasa di bulan Sya’ban adalah untuk mengganti puasa sunnah yang beliau ﷺ lewatkan (misalnya tidak puasa Senin atau Kamis karena alasan tertentu) pada tahun sebelumnya. 
Sayyidah Aisyah pun melakukan hal yang sama dengan Rasulullah ﷺ. Dan Sayyidah Aisyah pun berpuasa bersama Rasulullah ﷺ  dengan niat membayar puasa apa saja yang telah dilewatkan di tahun sebelumnya (HR. Bukhari no. 1950 & HR. Muslim no. 1146).
Dari apa yang dikerjakan oleh Rasulullah ﷺ bersama istri beliau ﷺ Sayyidah Aisyah di atas mengajarkan pada kita untuk perlunya membayar puasa Ramadhan yang dulu kita lewatkan sebelum Ramadhan tiba, dengan membayarnya di bulan Sya’ban.
2. Membaca Al-Qur’an
Para ulama dan umat muslim terdahulu terbiasa untuk memperbanyak membaca Al-Qur’an tatkala Sya’ban tiba. Selain mempersiapkan diri untuk memasuki bulan Ramadhan dengan berpuasa Sya’ban, kita juga bisa mempersiapkan diri kita dengan membaca Al-Qur’an. Pasalnya, hal yang demikian sangat dibutuhkan bagi jiwa (nafs) kita untuk memasuki bulan Ramadhan juga sekaligus sebagai latihan. 
Imam Abu Bakar Al-Warraq berkata, “Di bulan Rajab kamu menabur benih, di Sya’ban kamu mengairinya, dan di bulan Ramadhan Anda menuai hasilnya."



3. Memperbanyak Shalawat
Selain puasa, para ulama juga merekomendasikan agar di bulan Sya’ban umat Islam memperbanyak membaca doa dan bershalawat kepada Rasulullah ﷺ.
Mengutip berapa ulama, Habib Umar mengatakan bahwa perintah bershalawat dalam Al-Qur'an turun pertama kali di bulan Sya'ban. Allah berfirman: 
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya (QS. Al-Ahzab [33]: 56).
Melimpahkan shalawat kepada Rasulullah ﷺ adalah salah satu cara tebaik untuk memperkuat hubungan kita dengannya, baik di kehidupan ini dan juga kehidupan selanjutnya. Rasulullah ﷺ bersabda:
‏ أَوْلَى النَّاسِ بِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً
Sesungguhnya di antara kalian yang paling dekat dariku di hari kiamat adalah yang paling banyak bersalawat terhadapku (HR. Timidzi no. 484).
Adakah di antara kita yang tak ingin berjumpa dan bertetangga dengan Rasulullah ﷺ di akhirat kelak? 
Terakhir, untuk menggapai keberkahan bulan Sya’ban ini, marilah kita panjatkan doa dengan tulus agar kita semua bisa sampai kembali ke bulan Ramadhan: 
اللَّـهُمَّ بَارِكْ لَنَا في رَجَبٍ وَ شَعْبَانَ وَ بَلِّغْنا رَمَضَانَ
Ya Allah, berkatilah kami pada Bulan Rajab dan Bulan Sya’ban. Sampaikan kami dengan Bulan Ramadhan.





*Jika artikel di Website Bintang Songgo dirasa bermanfaat, jangan lupa share ya. Semoga dapat menjadi amal jariyah bagi kita semua. Aamiin.*
Share it:

Amalan

Hukum

Islam

iklan

Post A Comment:

0 comments:

searching