Artikel ini melanjutkan artikel sebelumnya tentang adab bermedia sosial. Tujuan artikel berseri ini adalah untuk menjelaskan adab-adab bermedia sosial berdasarkan pandangan Habib Ali Al-Jifri.
17. Jangan rasis
Janganlah menghina seseorang karena keturunan, latar belakang, warna kulit, dan jenis kelaminnya. Rasulullah ﷺ pernah menegur Abu Dzar Al-Ghifari ra. ketika dia melecehkan dan bersikap rasis kepada Bilal bin Rabah ra. dengan menyebut Bilal sebagai anak budak hitam.
Rasulullah ﷺ berkata kepada Abu Dzar ra.:
انْظُرْ فَإِنَّكَ لَيْسَ بِخَيْرٍ مِنْ أَحْمَرَ وَلَا أَسْوَدَ إِلَّا أَنْ تَفْضُلَهُ بِتَقْوَى
Perhatikanlah! Sesungguhnya kamu tidak lebih baik dari orang yang berkulit merah dan tidak juga dari orang yang berkulit hitam kecuali jika kamu melebihi mereka dalam bertakwa (HR. Ahmad no. 20438).
18. Tidak menggunakan bahasa cabul
Rasulullah ﷺ bukanlah pribadi yang suka menghina orang lain. Beliau ﷺ juga tidak terbiasa dan bahkan tidak pernah menggunakan bahasa cabul, apalagi mengutuk orang lain.
Rasulullah ﷺ bersabda:
لَمْ يَكُنْ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَاحِشًا وَلاَ لَعَّانًا وَلاَ سَبَّابًا
Rasulullah ﷺ bukanlah orang yang biasa mengucapkan kata-kata jorok, bukan pengutuk, dan bukan pula tukang caci maki (HR. Bukhari no. 2321).
Dalam hadis lain Rasulullah ﷺ bersabda:
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَلاَ اللَّعَّانِ وَلاَ الْفَاحِشِ وَلاَ الْبَذِيءِ
Mukmin itu bukanlah orang yang suka menghina, melaknat, berbuat keji (berakhlak buruk), dan berkata kotor (HR. Tirmidzi no. 1977).
19. Menghormati perempuan
Jika kamu benar-benar lelaki sejati, maka berbicaralah pada perempuan dengan penuh rasa hormat. Jangan mencela mereka, atau tidak juga merusak kehormatannya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا
Aku wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik kepada para wanita (HR Muslim no. 1468).
Dalam riwayat lain Rasulullah ﷺ bersabda:
لاَ يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ
Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah. Jika ia tidak menyukai satu akhlak darinya, maka ia menyukai yang lainnya (HR. Muslim no. 1468).
20. Jangan suka menyalahkan orang lain
Janganlah suka mencari-cari atau menyalah-nyalahkan orang lain, meski itu hanya lewat tulisan. Orang yang suka menyalahkan orang, ia tidak akan pernah beruntung dalam hidupnya.
Allah berfirman:
وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا اَوْ كَذَّبَ بِاٰيٰتِهٖۗ اِنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الظّٰلِمُوْنَ - ٢١
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan suatu kebohongan terhadap Allah, atau yang mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak beruntung (QS. Al-An’am [6]: 21).
Rasulullah ﷺ bersabda:
اتَّقُوا دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ وَإِنْ كَانَ كَافِرًا فَإِنَّهُ لَيْسَ دُونَهَا حِجَابٌ
Takutlah (kalian) terhadap doa orang yang dizalimi, sekalipun (dia) kafir. Sebab antara doanya dan Allah tidak ada penghalang (HR. Ahmad no. 12091).
Salah satu tips menghindari kebiasaan mencari keburukan orang lain adalah dengan sibuk melakukan introspeksi diri. Ali bin Abi Thalib ra. berkata, “Siapa yang sibuk melihat aib sendiri, maka ia akan terpalingkan dari melihat aib orang lain.”
Sahabat KESAN yang budiman, demikianlah adab-adab bermedia sosial yang disarikan dari pendapat Habib Ali Al-Jifri. Semoga kita semakin bijak dalam menggunakan media sosial.
Alangkah indahnya jika media sosial yang kita miliki dimanfaatkan untuk menebarkan kebaikan, menolong sesama, dan mengajak orang untuk selalu ingat dan dekat dengan Allah. Semoga seri artikel ini bermanfaat dan kita bisa mengamalkannya. Aamiin.
###
*
Post A Comment:
0 comments:
Posting Komentar