ikl Habib Umar Bin Hafiz: Hijrah Spiritual - Bintang Songo

Search This Web

Popular Posts

Habib Umar Bin Hafiz: Hijrah Spiritual

Share it:

Habib Umar Bin Hafiz: Hijrah Spiritual



Tahun baru senantiasa mengingatkan kita pada peristiwa hijrah. Hijrah fisik merupakan suatu kewajiban bagi mereka yang tidak dapat menjalankan agamanya secara bebas dan aman di tempat di mana mereka tinggal. Misalnya, karena agresi militer negara lain, penjajahan, dan intimidasi pemimpin atau sekelompok zalim kepada umat Islam. Oleh karena itu, mereka harus mencari tempat lain di muka bumi yang aman di mana mereka dapat mengamalkan ajaran agamanya. 
Terkait hal ini para malaikat pun berseru dalam firman Allah:
اِنَّ الَّذِيْنَ تَوَفّٰىهُمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ ظَالِمِيْٓ اَنْفُسِهِمْ قَالُوْا فِيْمَ كُنْتُمْ ۗ قَالُوْا كُنَّا مُسْتَضْعَفِيْنَ فِى الْاَرْضِۗ قَالُوْٓا اَلَمْ تَكُنْ اَرْضُ اللّٰهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوْا فِيْهَا ۗ فَاُولٰۤىِٕكَ مَأْوٰىهُمْ جَهَنَّمُ ۗ وَسَاۤءَتْ مَصِيْرًاۙ - ٩٧
Sesungguhnya orang-orang yang dicabut nyawanya oleh malaikat dalam keadaan menzalimi sendiri, mereka (para malaikat) bertanya, “Bagaimana kamu ini?” Mereka menjawab, “Kami orang-orang yang tertindas di bumi (Mekah).” Mereka (para malaikat) bertanya, “Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah (berpindah-pindah) di bumi itu?” Maka orang-orang itu tempatnya di neraka Jahanam, dan (Jahanam) itu seburuk-buruk tempat kembali (QS. An-Nisa’ [4]: 97)
Selain hijrah fisik, sesungguhnya kita juga bisa melakukan hijrah diri (spiritual) dengan cara meninggalkan segala sesuatu yang dilarang Allah (HR. Bukhari no. 10). Misalnya, meninggalkan berjudi, mabuk, korupsi, dsb. 
Hijrah spiritual adalah salah satu jenis hijrah tertinggi. Di awal tahun ini, kita seyogianya memeriksa (introspeksi) apakah ada di badan dan hati kita sesuatu yang tidak disukai oleh Allah. Jika ada, hendaknya kita berusaha menghilangkan keburukan itu dari diri kita. 
Tahun Baru: Momen “Naik Kelas” 
Jika kita diberi kekuatan untuk meninggalkan apa yang dilarang, maka seyogianya kita lalu berjuang untuk meninggalkan apa yang tidak disukai oleh Allah (makruh) dan segala jenis perkara yang sifatnya syubhat (meragukan). 
Jika kita diberi kekuatan untuk meninggalkan apa yang makruh dan meragukan, maka seyogianya kita lalu berjuang untuk meninggalkan segala hal yang membuang-buang waktu dan tidak bermanfaat. 
Dan jika kita diberi kekuatan untuk meninggalkan segala hal yang membuang-buang waktu dan tidak bermanfaat, maka seyogianya kita lalu berjuang untuk meninggalkan hal-hal yang membuat kita lalai dari menghadap serta mengingat Allah. Jika kita berupaya sungguh-sungguh, insyaAllah kita akan berhasil dalam hijrah spiritual yang agung ini. 
Sebagaimana teladan dari Nabi Ibrahim as. yang terekam dalam firman Allah:
وَقَالَ اِنِّيْ ذَاهِبٌ اِلٰى رَبِّيْ سَيَهْدِيْنِ - ٩٩
Dan dia (Ibrahim) berkata, “Sesungguhnya aku harus pergi (menghadap) kepada Tuhanku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku” (QS. As-Saffat [37]: 99).
Rasulullah ﷺ bersabda: 
أَشْعَرُ كَلِمَةٍ تَكَلَّمَتْ بِهَا الْعَرَبُ كَلِمَةُ لَبِيدٍ أَلاَ كُلُّ شَىْءٍ مَا خَلاَ اللَّهَ بَاطِلٌ
Kata yang paling benar yang diucapkan oleh seorang penyair adalah syair yang diucapkan oleh Labid, “Sesungguhnya segalanya kecuali Allah adalah sia-sia” (HR. Muslim no. 2256). 
Jihad, sebagaimana hijrah, mempunyai berbagai bentuk. Namun, salah satu bentuk yang paling mulia adalah melawan diri sendiri. Hal ini berarti orang tersebut berjuang memperbaiki dirinya dan melawan nafsu yang menjerumuskannya. 
Rasulullah ﷺ bersabda:
الْمُجَاهِدُ مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ
Mujahid adalah seorang yang berjuang melawan dirinya sendiri (HR. Tirmidzi no. 1621). 
Menyikapi Sisa Umur 
Ucapkanlah selamat tinggal pada tahun hijriah yang baru saja berlalu dengan cara memeriksa sejauh mana perkaramu selama setahun terakhir bernafaskan ajaran Allah. Jika terdapat kekurangan, di mana hal-hal yang kamu lakukan bertentangan dengan ajaran Allah, hendaknya kamu memohon ampunan Allah dan berkomitmen untuk memperbaiki diri di tahun ini. 
Tak kalah penting, tanyakanlah pada dirimu sudahkah kamu bersyukur terhadap berbagai nikmat yang telah Allah anugerahkan kepadamu di tahun lalu dan di tahun sebelum-sebelumnya. 
Buatlah keputusan yang tegas tentang bagaimana kamu berencana menghabiskan sisa hidupmu. Umurmu telah diputuskan, tetapi kamu tak tahu berapa lama yang tersisa. Apakah sampai beberapa tahun lagi, atau hanya beberapa bulan lagi, atau mungkin tinggal beberapa hari saja. Hanya Allah yang tahu. 
Allah berfirman: 
وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ - ٣٤
Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun (QS. Al-A’raf [7]: 34). 
Oleh karena itu, perhatikanlah bagaimana kamu mengakhiri tahun ini. Dan persiapkan pula dirimu untuk memperbaiki diri di tahun yang baru. 
###


*Jika artikel di Website Bintang Songgo dirasa bermanfaat, jangan lupa share ya. Semoga dapat menjadi amal jariyah bagi kita semua. Aamiin.*
Share it:

Hikmah

Islam

iklan

Post A Comment:

0 comments:

searching