ikl Tanya Kiyai: Amalan di Bulan Muharam? - Bintang Songo

Search This Web

Popular Posts

Tanya Kiyai: Amalan di Bulan Muharam?

Share it:

Tanya Kiyai: Amalan di Bulan Muharam?



Pertanyaan (Firmansyah)
Amalan apa saja yang bisa dilakukan untuk memuliakan bulan Muharam? Dan kenapa Muharam disebut bulan Allah? 
Jawaban (Ustadz Abdul Walid dan Tim Redaksi KESAN)
Sebelum membahas tentang amalan di bulan Muharam, ada baiknya jika kita terlebih dahulu mengkaji apa itu bulan Muharam dan keutamaan bulan Muharam ini. 
Secara bahasa, Muharam berasal dari kalimat pasif (lazim) fi’il tsulatsi mujarrad “harama” yang bermakna imtana’a atau muni’a atau hurmah (bahasa Indonesia: terlarang, dilarang, dan mulia). 
Lalu kalimat harama ditasydidkan ra’-nya sebagai ‘ain fiil-nya dalam rangka membuatnya menjadi kalimat aktif (muta’addi) fi’il tsulatsi mazid fih ruba’iy, harrama (bahasa Indonesia: melarang dan memuliakan). 
Dengan demikian, asal kata Muharam, dalam disiplin ilmu nahwu (tata bahasa) ber-shighat isim maf’ul, bermakna bulan yang dimuliakan. 
Keutamaan Bulan Muharam: Bulan Allah 
Lalu apa keutamaan bulan Muharam?
Bulan Muharam menjadi salah satu dari empat bulan yang diistimewakan. Umat Islam dianjurkan untuk menghormati dan memuliakan keempat bulan tersebut dengan cara memperbanyak ibadah, berbuat baik, dan menjauhi perbuatan maksiat, serta tidak melakukan hal yang keji. 
Allah berfirman: 
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa (QS. At-Taubah [9]: 36). 
Mayoritas ulama tafsir seperti Ibnu Arabi, Al-Jashshash, Abu Saud, Ibnu Abi Hatim, Ibnu Katsir, Al-Alusiy, dan Al-Baghawiy berpendapat bahwa ayat ini merupakan keterangan yang menggambarkan secara jelas betapa mulianya bulan yang empat ini (Al-Asyhur Al-Hurum). Yang dimaksud empat bulan tersebut adalah bulan Rajab, Zulqaidah, Zulhijjah, dan Muharam. 
Rasulullah ﷺ bersabda: 
إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا، أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلاَثٌ مُتَوَالِيَاتٌ، ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
Sesungguhnya zaman berputar sebagaimana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci), tiga bulan berurutan: Zulqaidah, Zulhijjah, dan Muharam, kemudian bulan Rajab suku Mudhar, antara Jumadi tsaniah dan Syaban (HR. Bukhari no. 4662).
Sementara itu, ulama tafsir klasik Imam Al-Qurthubi menjelaskan bahwa disebutnya bulan Rajab, Zulqaidah, Zulhijjah, dan Muharam secara khusus juga merupakan suatu larangan untuk melakukan perbuatan keji dan zalim di keempat bulan ini. 
Ulama tabi'in Imam Hasan Al-Bashri berkata bahwa “Allah membuka awal tahun dengan bulan mulia (Muharam), dan menutup akhir tahun dengan bulan mulia pula (Zulhijjah). Tidak ada bulan yang lebih agung di sisi Allah setelah Ramadhan dibanding bulan Muharam.” Dengan kata lain, beliau berpendapat bulan Muharam memiliki kedudukan yang lebih utama dibandingkan tiga bulan haram lainnya.
Dalam suatu hadis dijelaskan bahwa bulan Muharam sebagai bulan Allah: 
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ صِيَامِ شَهْرِ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ
Puasa yang paling utama setelah bulan Ramadhan adalah puasa yang (dilakukan) di bulan Allah Muharam (HR. Tirmidzi no. 740).  
Sebutan bulan Allah (Syahrullah) dalam hadis di atas menjadi kata kunci yang menegaskan keutamaan bulan Muharam. Lantas mengapa bulan Muharam disebut bulan Allah?
Sejarawan dan ulama besar Imam Suyuthi menjelaskan bahwa Muharam adalah nama yang Islami, berbeda dengan bulan-bulan lainnya karena nama mereka tetap sama seperti pada zaman Jahiliyah. Muharam awalnya disebut sebagai ‘Safar Al-Awwal'. Allah lalu mengubah nama bulan ini menjadi Muharam begitu Islam datang. Oleh karena itu, bulan ini disebut sebagai bulan Allah.
Dalam Kitab Syahrullah Al-MuharramSyaikh Sulaiman Ibn Jasir menerangkan bahwa penyebutan Muharam sebagai bulan Allah (Syahrullah) seperti bunyi teks hadis di atas, menunjukkan kemuliaan Muharam. Hal ini setara dengan makna istilah Baitullah (Rumah Allah) Kakbah yang menunjukkan kemuliaan Kakbah atau Kalamullah (Al-Qur’an). 
Amalan di Bulan Muharam 
Bulan Muharam juga disebut Syahrullah Al-Asham (yang tidak ingin melihat dan menulis keburukan terjadi di Bulan Muharam), karena mulianya bulan tersebut.
Selain dilarang melakukan perbuatan maksiat, umat Islam dianjurkan mengisi bulan Muharam ini dengan berbagai kebaikan dan amal saleh. Salah seorang ulama sepuh Nusantara Syeikh Abu bakar Al-Dimyati menyebut setidaknya ada 12 amalan yang bisa dilakukan untuk memuliakan bulan Muharam:
1. Memperbanyak shalat sunnah (misalnya, shalat malam, dhuha, rawatib, dan lainnya) 
2. Melaksanakan puasa sunnah (misalnya, Puasa Tasu’a, Asyura, dan sunnah lainnya)
3. Bersilaturrahim (di tengah wabah pandemi, mungkin bisa juga secara virtual). 
4. Bersedekah 
5. Mandi dan menjaga wudhu 
6. Bercelak/penghitam mata 
7. Berkunjung ke kediaman orang alim (baik yang masih hidup atau berziarah ke makam) 
8. Menjenguk orang sakit
9. Menyantuni anak yatim dan mengusap kepala anak yatim sebagai rasa empati kepada mereka 
10. Berbuat baik kepada keluarga (misalnya, tradisi membuat tajin sorah) 
11. Memotong kuku
12. Memperbanyak membaca surat Al-Ikhlas (bila sanggup hingga 1000 kali)
Sahabat yang budiman, semoga dengan kehadiran bulan Muharam di tahun ini, kita bisa lebih menata diri menjadi seorang muslim yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Aamiin.
Wallahu A’lam bish Ash-Shawabi.
Referensi: Kamus Al-Ma’ani Al-jami’ dan Kamus Al-Munawwir; Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an, 8/135; Hasyiyah Al-Qalyubi, 5/403; I’anah Al-Thalibin, Abu Bakar Al-Dimyathi, 2/301, Ad Dibaj Syarah Muslim, Tuhfatul Ahwazi)
###


*Jika artikel di Website Bintang Songgo dirasa bermanfaat, jangan lupa share ya. Semoga dapat menjadi amal jariyah bagi kita semua. Aamiin.*
Share it:

Amalan

Hikmah

Islam

iklan

Post A Comment:

0 comments:

searching