ikl Tanya Kiyai: Amalan Bagi Orang Tua yang Sudah Wafat? - Bintang Songo

Search This Web

Popular Posts

Tanya Kiyai: Amalan Bagi Orang Tua yang Sudah Wafat?

Share it:

Tanya Kiyai: Amalan Bagi Orang Tua yang Sudah Wafat?

Pertanyaan (Ridwan, bukan nama sebenarnya)
Bagaimana cara berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal? Adakah doa atau amalan khusus untuk orang tua yang sudah meninggal? 
Jawaban (Ustadz Zainol Huda)
Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa ada tiga amalan yang tidak akan putus meskipun orang tersebut sudah meninggal. 
Rasulullah ﷺ bersabda: 
إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau doa anak yang saleh (HR. Muslim no. 1631)
Oleh karena itu, sebagai anak sudah semestinya selalu mendoakan kedua orang tuanya sekalipun mereka sudah meninggal. Agama Islam sangat menganjurkan agar umatnya selalu berbuat baik kepada kedua orang tua (birrul walidain). Bahkan perintah tersebut disandingkan dengan perintah untuk menyembah Allah. 
Allah befirman:
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا, إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا. وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا.
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil (QS. Al-Isra’ [17]: 23-24).
Oleh sebab itu, seorang anak harus mengetahui hak orang tua yang menjadi kewajiban bagi anak, baik ketika mereka masih hidup maupun  setelah mereka tiada. Di antara bentuk bakti kepada kedua orang tua, baik semasa hidupnya maupun setelah meninggal, yang paling utama adalah mendoakan mereka sebagaimana disebutkan di akhir ayat 24 surat Al-Isra’ di atas. 
Diriwayatkan dari sebagian Tabi’in bahwa barang siapa mendoakan kedua orang tuanya sebanyak lima kali dalam sehari semalam, maka ia telah menunaikan hak mereka.
Setidaknya ada 10 hak orang tua yang menjadi kewajiban bagi anak. (1) memberi makan saat butuh, (2) memberi pakaian jika mampu, (3) melayani saat dibutuhkan, (4) datang saat dipanggil dan dibutuhkan, (5) mentaati perintahnya, selagi bukan perkara maksiat (6) berkomunikasi dengan lemah lembut, (7) tidak memanggil dengan sebutan namanya, (8) saat berjalan bersama anak berada di belakangnya, (9) berusaha membuat mereka senang, (10) mendoakan mereka agar diampuni dosa-dosanya. 
Adapun ketika orang tua masih memiliki hutang yang ditinggalkan, maka sebagai ahli warisnya pun diwajibkan untuk melunasi hutang mayit terlebih dahulu sebelum membagikan warisan. Hutang ini menjadi salah satu yang wajib dibayarkan karena akan dituntut hingga hari kiamat kelak.
Rasulullah ﷺ bersabda: 
‏ نَفْسُ الْمُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ
Jiwa (ruh) seorang mukmin tergantung karena hutangnya, sampai terlunasi (HR. Tirmidzi no. 1078)
Sementara hal yang bisa dilakukan oleh anak sebagai bentuk birrul walidainkepada kedua orang tuanya yang sudah wafat adalah pertama, berusaha menjadi anak shalih. Tidak ada hal yang membanggakan orang tua kecuali ia menciptakan generasi yang shalih. 
Kedua, menyambung silaturrahim kepada kerabat dan teman-teman mereka semasa hidupnya. Ketiga, mendoakan dan memohonkan ampunan untuk mereka serta mensedekahkan harta atas nama mereka. 
Bahkan apabila dahulu orang tua belum sempat menunaikan ibadah Haji atau Umrah, anaknya bisa menunaikan Haji/Umrah atas nama orang tuanya. Hal ini diwajibkan jika pada saat itu orang tuanya dalam keadaan mampu untuk menunaikan ibadah Haji. 
Satu riwayat menyatakan bahwa dahulu ada seorang yang bertanya kepada Rasulullah ﷺ terkait nadzar ibunya yang sudah meninggal untuk menunaikan ibadah Haji, Rasulullah ﷺ  pun menjawab:




 حُجِّي عَنْهَا، أَرَأَيْتِ لَوْ كَانَ عَلَى أُمِّكِ دَيْنٌ أَكُنْتِ قَاضِيَةً اقْضُوا اللَّهَ، فَاللَّهُ أَحَقُّ بِالْوَفَاءِ
Hajikanlah ia. Bagaimana pendapatmu, jika ibumu memiliki tanggungan hutang, apakah engkau akan membayarnya, Allah lebih berhak untuk dilunasi (HR. Bukhari no. 1852)
Seperti penjelasan di awal, satu amalan yang tidak boleh ditinggalkan adalah mendoakan mereka dan juga membaca Al-Qur’an dan doa-doa yang ada di dalamnya untuk mereka. 
Ada riwayat yang menyebutkan bahwa Ibnu Umar menganjurkan agar orang lain membacakan awal dan akhir surat Al-Baqarah di dekat makamnya setelah pemakaman (Al-Adzkar:206). Begitu pula para sahabat Ansar yang membacakan Al-Qur’an di dekat makam saudaranya (Ibnu Qayyim, Ar-Ruh:11). 
Kebanyakan ulama juga membolehkan menghadiahkan pahala membaca Al-Qur’an untuk orang yang sudah wafat. Terlebih lagi untuk  orang tua sendiri. 
Adapun doa yang sudah masyhur untuk kedua orang tua dari Al-Qur’an adalah:
رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًاۗ
Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil (QS. Al-Isra’ [17]: 24) 
Seorang ulama yang wara’ di daerah Madura yaitu KH. Muhammad Khathibullah bin Rais bin Ibrahim mengijazahkan doa yang bisa diamalkan oleh seorang anak ketika sedang merindukan orang tuanya yang sudah meninggal. Adapun tata caranya adalah:
  • Membaca رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ  sebanyak 10 x seusai shalat
  • Selanjutnya pada hitungan yang ke-11 dibaca secara lengkap:
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرً
Semoga  dengan rutin membaca doa-doa di atas, orang tua kita mendapatkan keberkahan di dalam kuburnya dan di Surga kelak, dengan izin Allah. 
Bukankah Rasulullah ﷺ pernah bersabda: 
إِنَّ الرَّجُلَ لَتُرْفَعُ دَرَجَتُهُ فِي الْجَنَّةِ فَيَقُولُ أَنَّى هَذَا فَيُقَالُ بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ
Seseorang (orang tua) akan diangkat derajatnya di Surga, lalu ia bertanya, 'Bagaimana ini bisa terjadi? ' lalu dijawab, 'Karena anakmu telah (berdoa) memohon ampun untukmu' (HR. Ibnu Majah no. 3660). 
 Wallahu A’lam bish Ash-Shawabi.
Referensi: Durrah al-Nashihin, hal. 271., Tanbih al-Ghafilin li al-Samarqand, Juz 1, hal.120., Athiyah Muhammad Salim, Syarh Bulugh al-Maram, Juz 2, hal. 459; Tanbih al-Ghafilin li al-Samarqand, Juz 1, hal. 118-120.



*Jika artikel di Website Bintang Songgo dirasa bermanfaat, jangan lupa share ya. Semoga dapat menjadi amal jariyah bagi kita semua. Aamiin.*
Share it:

Hukum

Islam

Tanya Jawab

iklan

Post A Comment:

0 comments:

searching