Imam Abu Bakar bin Al-Anbari Rahimahullah melihat seorang budak wanita yang cantik lagi jelita di pasar sedang dijual. Dia tertarik kepadanya dan membelinya. Kemudian budak itu dibawa kerumahnya.
Ibnu Al-Anbari bercerita : "Saya disibukkan dengan mengkaji sebuah masalah dari beberapa masalah-masalah ilmiah. Hati saya menjadi terganggu dengan budak tadi dari mengkaji masalah-masalah tersebut. Saya menyuruh pembantu saya untuk membawa budak tersebut ke pasar dan menjualnya. Dia tidak boleh mengganggu saya dari belajar ilmu. Pembantu saya membawanya ke pasar untuk menjualnya. Budak itu berkata : "Biarkan saya berbicara dengan Ibnu Anbari walau sekedar dua patah kata." Dia membawa kesaya dan berkata : "Kenapa anda menjual saya, apakah saya memiliki catat / aib?"
Saya –Ibnu Anbari- menjawab : "Anda tidak memiliki aib, tapi anda mengganggu belajar saya. )yakni pikiran saya selalu teringat kepada mu(" Ketika kabar itu sampai ke Khalifah Al-Radli Billah, beliaupun berkata : "Tidak mungkin ada yang lebih manis dihati orang tersebut melebihi manisnya ilmu." [Shafahaat min Shabril Ulama', Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah]
MEMULIAKAN KITAB
Syekh Syamsul Aimamah AL Hulwani Ra, pernah berkata "sesungguhnya saya berhasil mendapat ilmu ini adalah dengan penghormatan, karena saya tidak pernah menyentuh kertas belajar selain dalam keadaan suci".
Selain itu ia pernah sakit perut pada suatu malam d imana ia tengah serius belajar, maka iapun wudlu berulang-ulang hingga 17 kali, karena dia tidak pernah belajar kecuali dalam keadaan suci".
BAGUSKANLAH TULISANMU
Imam Abu Hanifah Ra, pernah melihat seorang penulis yang tulisannya kacau, kemudian ujar beliau "Janganlah membuat kacau tulisanmu, jika kau masih hidup akan menyesal dan jika mati akan dimaki". Maksudnya jika kau tua dan matamu rabun maka kau akan menyesal sendiri".
Post A Comment:
0 comments:
Posting Komentar