الحَمْدُ لِلَّهِ الّذي جَعَلَ لِكُلِ أُمَّةٍ شِرْعَةً ومِنْهاجًا وخَصَّ هَذِهِ الْأُمَةَ بِأَوْضَحِهِما أَحْكَامًا وحُجَجًا والصَّلاةُ والسَّلامُ على سَيِّدِنا وحَبِيْبِنا مُحمَّدٍ مِفْتاحِ بَابِ رَحْمَةِ اللهِ عَدَدَ مَا فِي عِلْمِ اللهِ صلاةً وسَلامًا دائِمَيْنِ بِدَوَامِ مُلْكِ اللهِ. وأشهدُ أَنْ لا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ شَهادَةً شاهِدَةً بِصِدْقِ شاهِدِها وإِيْقانِه. وأشهدُ أَنَّ سَيِّدَنا محمَّدًا عَبْدُهُ ورَسُوْلُه الْمُطَهَّرُ سِرُّهُ وإِعْلَانُه نَبيٌّ أَظْهَرَ اللهُ بهِ الْحَقَّ وأَبانَه. اللَّهمَّ صَلِّ وسَلِّمْ على عَبدِك ورَسُولِك مُحَّمدٍ وعَلى آلِهِ وأَصْحَابِه بُدُوْرِ الدُّجَى ونُجُوْمِ الاِهْتِدْاء وَلُيُوْثِ الْعِدا وسَحائِبِ النَّدَى الْهَتَّانَه .أمّا بعدُ. يآأَيُّهاالَّذِيْنَ آمنُوا اتَّقُوا اللهَ وقُوْلُوا قَوْلًا شَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ ويَغْفِرْ لَكُمْ دُنُوْبَكُمْ ومَنْ يُطِعِ اللهَ ورَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
Hadirin Jama’ah Sholat Jum’at yang di rahmatiAllah Swt. …
Pada kesempatan yang mulia ini, marilah kita tingkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Swt. dengan senantiasa menajalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Sebab, keimanan dan ketakwaan menjadi modal utama tatkala mengahadap kepada Allah besok di Akhirat kelak.
Hadirin Jama’ah Sholat Jum’at yang di rahmatiAllah Swt. …
Seriing dengan dunia yang kian semakin tua, umat Muslim saat ini telah banyak kehilangan yang berharga. Berbagai perilaku sunnah dan ajaran yang sejak lama dicontohkan oleh baginda Nabi Muhammad Saw. Kini lambat laun semaikin terkikis. Pergeseran masa dan perputaran waktu telah membuat ajaran baginda Nabi seolah-olah hal asing di telinga. Bahkan menganggap hal demikian merupakan sesuatu yang tabu. Umat Muslim saat ini semakin jauh dari perilaku akhlak yang mulia yang merupakan misi utama Rasulullah sebagai utusan Allah Swt. Salah satu hal yang paling berharga, di mana kini semakin hilang dari umat Muslim saat ini adalah rasa malu.
Hadirin Jam’ah Sholat Jum’at yang bersahaja …
Jika kita amati, banyak sekali kita lihat fenomena dari perstiwa keseharian yang membuktikan semakin hilangnya rasa malu. Contoh kecil dalam kehidupan sehari-hari adalah banyaknya umat Muslim yang kurang memperhatikan persoalan menutup aurat, pergaulan muda-mudi yang semakin tak terbatas, dan berbagai tindak penyimpangan yang kini tidak lagi disadari sebagai perbuatan dosa. Bahkan, tidak sedikit hal demikian menjadi kebanggaan karena telah melakukannya.
Perasaan bangga karena telah melakukan perbuatan dosa merupakan salah satu penyebab terkikis atau hilangnya sifat malu dalam hati seseorang. Karena, tidak seorang pun berani melakukan perbuatan maksiat jika di dalam hatinya masih tersimpan rasa malu.
Hadirin Jama’ah jum’at yang berbahagia …
Peranan sifat malu dalam mengendalikan diri memang sangatlah besar. Oleh karenanya, sifat malu termasuk bagian cabang dari iman. Rasulullah Saw. Bersabda :
ﺍَلْإِيْماﻥُ ﺑِﻀْﻊٌ ﻭﺳَﺒْﻌُﻮﻥَ أَوْ سِتُّونَ ﺷُﻌْﺒَﺔً ، فَأَﻓْﻀَﻠُﻬﺎ ﻗَﻮْﻝُ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ، ﻭأَﺩْﻧﺎﻫَﺎ إِﻣﺎﻃَﺔُ ﺍلْأَﺫَﻯ ﻋَﻦِ ﺍﻟﻄَّﺮِﻳﻖِ ، ﻭَﺍﻟْﺤَﻴﺎءُ ﺷُﻌْﺒَﺔٌ ﻣِﻦَ ﺍﻹْﻳﻤﺎﻥِ .
Artinya : “ Iman memiliki lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang. Cabang yang paling tinggi adalah ucapan kalimat ( La ilaha Illallah ), dan yang paling redah adalah menyingkirkan duri (gangguan ) dari jalan. Malu adalah salah satu cabang dari iman “. ( H.R. Bukhari dan Muslim ).
Bahkan, dalam kesempatan yang lain Rasulullah bersabda :
اَلْحَياءُ والإِيْمانُ قُرِنَا جَمِيْعًا , فَإِذَا رُفِعَ أَحَدُهُما رُفِعَ الأَخَرُ.
Artinya : “ Malu dan iman senantiasa bersama. Apabila salah satunya dicabut, maka hilanglah yang lainnya “. ( H.R. al-hakim dan ath-Thabrani).
Hadirin Jama’ah Jum’at yang berbahagia …
Malu adalah perasaan yang yang muncul dalam nurani seseorag karena menyadari agungnya nikmat dan anugerah dari Allah Swt., serta mengakui kelemahan dan kecerobohan diri dalam menjalakan perintah-Nya. Dengan perasaan ini tidak mungkin seorang Muslim sampai hati melakukan kemaksiatan. Ia menyadari betul bahwa semua perilakunya selalu diperhatikan Allah dan akan dipertanggungjawabkan kelak.
Malu adalah sebuah perasaan yang sangat terkait dengan hidup dan matinya hati seseorang. Dalam bahasa Arab malu disebut dengan al-haya’ , dimana kata itu berasal dari kata al-hayah yang berarti hidup. Artinya, dengan sifat malu hati menjadi hidup dan peka terhadap keadaan. Ia tidak mudah terjerumus dalam jurang kemaksiatan. Bahkan, untuk sekedar melakukan tindakan yang tidak pantas saja, hati akan merasa berat dan tidak rela.
Hadirin Jama’ah Sholat Jum’at yang di rahmati Allah Swt. …
Namun demikian, perlu dipahami lebih dalam, bagaimanakah malu yang terpuji dan dianjurkan dalam Islam, dan bagaimanakah rasa malu yang tercela? Sebab, jika tidak dipahami dengan benar, bukan kebaikan yang didapat, melainkan akan menuai keburukan. Buktinya, sering sekali seseorang merasa malu untuk berbuat kebaikan dan menengakkan kebajikan, tetapi berbangga diri dengan perbuatan yang menyebabkan berdosa. Semua ini adalah karena ia kurang memahami arti malu dengan benar, dan tidak menerapkannya dengan tepat.
Secara umum, rasa malu yang terpuji adalah rasa malu yang dapat membatasi seseorang dari berbuat kemaksiatan, serta tidak menghalanginya unutk berbuat kebaikan. Seseorang harus pandai dan cerdas, kapan ia harus malu dan kpan ia harus berbuat tegas (tidak malu) . Sayyidah ‘Aisyah pernah berkata tentang sifat para wanita Anshar :
نِعْمَ النِّساءُ نِساءُ الْأَنْصارِ , لَمْ يَمْنَعْهُنَّ الحَياءُ أَنْ يَتفَقَّهْنَ فِي الدِّيْنِ .
Artinya : “ Sebaik-baiknya wanita adalah wanita Anshar, rasa malu tidak mengahalangi mereka untuk belajar agama “. ( H.R. al-Bukhari ).
Hadirin Jama’ah sholat Jum’at yang berbahagia …
Untuk dapat menumbuhkan rasa malu dalam hati kita, kita harus memulainya dengan hal-hal yang kecil. Kita harus membiasakan dan melatih hati kita menjadi peka terhadap hal yang remeh dan ringan. Melakukan kebaikan sekecil apapun, dan meninggalkan keburukan sekecil apapun. Karena, segala sesuatu yang besar berasal dari yang kecil. Dalam hal ini Nabi Isa As. bersabda :
إِيَّاكُمْ والنَّظْرَةَ فَإِنَّها تَزْرَعُ الشَّهْوَةَ فِي الْقَلْبِ وكَفَى بِها فِتْنَةً لِصاحِبِها .
Artinya : “ Takutlah kalian, hindarilah dari pandangan ( yang diharamkan) , karena satu pandangan dapat menanamkan syahwat dalam hati. Dan pandangan itu cukup menjadi fitnah bagi pelakuya “.
Perbuatan dosa sekecil apapun, bila tidak segera ditaubati, dapat membekas dalam diri seseorang dan akan menjalar pada perbuatan dosa yang lainnya. Saat pertama kali melakukan perbuatan dosa, atau meninggalkan suatu kewajiban, mungkin seseorang merasa malu dan menyesal, namun bila dibiarkan, lama kelamaan hal demikian akan menjadi kebiasaan. Rasa malu dalam hati pun akan terkikis, dan ia akan semakin ringan melakukan perbuatan dosa.
Hadirin Jama’ah Sholat Jum’at yang berbahagia …
Oleh karenanya, setiap kali melakukan tindakan, kita harus membiasakan diri menimbangnya dengan hukum agama, atau mungkin dengan perasaan hati nurani kita. Malukah kita andai perbuatan kita diketahui oleh orang lain? Malukah kita kepada Allah Dzat yang Maha Melihat? Jika kita merasa malu, maka janganlah perbuatan itu kita lakukan. Rasulullah Saw. bersabda :
إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلَامِ النُّبُوَّةِ الأُوْلَى إِذا لَمْ تَسْتَحْيِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ .
Artinya : “ Sesungguhnya salah satu perkara yang telah diketahui oleh manusia dari kalimat kenabian terdahulu adalah ‘ Jika kamu tidak merasa malu , maka berbuatlah sesukamu. ( Karena kelak perbuatanmu akan dipertanggungjawabka”. ( H.R. al-Bukhari).
Seorang Ulama salaf berkata kepada putranya : “ Ketikannafsu mendorongmu untuk berbuat dosa, maka pandanglah langit dan malu lah kepada Allah, dan pandanglah bumi dan malu lah kepada penduduk bumi. Jika engkau tidak takut kepada Allah dan tidak malu kepada penduduk bumi , maka samakanlah dirimu dengan hewan “.
Hadirin Jama’ah Sholat Jum’at yang bersahaja …
Kiranya itu saja khutbah singkat pada kesempatan kali ini, semoga kita di karuniai hati yang hidup, yang peka untuk melakukan kebaikan dan meninggalkan perbuatan yang tercela. Amin.
أَعُوذُ بِاالله مِنَ الشَّيطانِ الرَّجِيمِ. وَلِكُلِّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيها فَاسْتَبِقُوا الْخَيْراتِ أَيْنَ ما تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللهُ جَميعًا إِنَّ اللهَ علَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيرٌ. بارَكَ اللهُ لِي ولَكُمْ فِي الْقُرْءانِ الْعَظِيمِ ونَفَعَنَا وإِيَّاكُمْ مِنَ الْآياتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ إِنَّه تعالى جَوادٌ كَرِيمٌ مَلِكُ بَرٌّ رَءُوْفٌ رَحِيمٌ.
Khutbah II
اَلحمْدُ للهِ حَمْدًا كما أَمَرَ.وأَشْهدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ إِرْغامًا لِمَنْ جَحَدَ بِه وكَفَرَ. وأَشْهَدُ أَنَّ سَيّدَنا محمَّدًا عَبدُهُ ورسُولُهُ سَيِّدُ الْإِنْسِ والْبَشَرِ.اللَّهمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ على سيِّدِنا على عَبْدِكَ ورَسُولِك محمَّدٍ وآلِه وصَحْبِه مَااتَّصَلَتْ عَينٌ بِنَظَرٍ وأُذُنٌ بِخَبَرٍ. ( أمّا بعدُ ) فيَآايُّهاالنّاسُ اتَّقُوا اللهَ تعالى وَذَرُوا الْفَواحِشَ ما ظهَرَ مِنْها وما بَطَنَ وحافَظُوا على الطَّاعَةِ وَحُضُورِ الْجُمُعَةِ والجَماعَةِ . وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيه بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلائكةِ قُدْسِهِ. فَقالَ تعالى ولَمْ يَزَلْ قائِلاً عَلِيمًا: إِنَّ اللهَ وَملائكتَهُ يُصَلُّونَ على النَّبِيِّ يَآ أَيّها الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا
اللَّهمَّ صَلِّ وسَلِّمْ على سيِّدِنا محمَّدٍ وعلى آلِ سيِدِنَا محمَّدٍ كَما صَلَّيْتَ على سيِّدِنا إِبراهِيمَ وعلى آلِ سيِّدِنَا إِبراهِيمَ في الْعالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اللَّهمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاء الرّاشِدِينَ الَّذينَ قَضَوْا بِالْحَقِّ وَكانُوا بِهِ يَعْدِلُونَ أَبي بَكْرٍ وعُمرَ و عُثْمانَ وعلِيٍّ وَعَنِ السَتَّةِ الْمُتَمِّمِينَ لِلْعَشْرَةِ الْكِرامِ وعَنْ سائِرِ أَصْحابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعينَ وَعَنِ التَّابِعِينَ وتَابِعِي التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسانٍ إِلَى يَومِ الدِّينِ. اللَّهمَّ لا تَجْعَلْ لِأَحَدٍ مِنْهُمْ فِي عُنُقِنَا ظَلَامَة ونَجِّنَا بِحُبِّهِمْ مِنْ أَهْوالِ يَومِ الْقِيامَةِ. اللَّهمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ والمُسلمينَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ والمُشْركِينَ. ودَمِّرْ أَعْداءَ الدِّينِ.
اللَّهمَّ آمِنَّا فِي دُوْرِنا وأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنا. وَاجْعَلِ اللَّهمَّ وِلَايَتَنا فِيمَنْ خافَكَ وَاتَّقَاكَ. اللَّهمَّ اغْفِرْ لِلمُسلِمينَ والمُسلماتِ والمُؤْمنينَ والمُؤْمِناتِ الْأَحْياءِ مِنْهُمْ والْأَمْواتِ بِرَحْمَتِكَ يَا وَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اللَّهمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ والوَباءَ والزِّنا والزَّلَازِلَ وَالمِحَنَ وَسُوءَ الفِتَنِ ما ظَهَرَ مِنْها وما بَطَنَ عَنْ بَلَدِنا هَذا خاصَّةً وعَنْ سائِرِ بِلَادِ الْمُسلمينَ عامَّةً يا رَبَّ الْعَالَمِينَ.رَبَّنا آتِنا في الدّنيا حَسَنَةً وَفي الآخرة حَسَنَةً وقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ والْإِحْسان وإِيتاءَ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الْفَحْشاءِ والْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ على نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ أَكْبَرُ.
*Jika artikel di Website Bintang Songgo dirasa bermanfaat, jangan lupa share ya. Semoga dapat menjadi amal jariyah bagi kita semua. Aamiin.*
Post A Comment:
0 comments:
Posting Komentar