ََََِِّّْ ََََْا اقدمَا ْستاذىَ َعلىَنفسَ َوا ِل ِدىَ(21)َ َو ِا ْنَنال ِنىَ ِم ْنَ َوال ِدىَالف ْضلَ َوَالش َر ْفَ
Disik-ake ingsun ing guru ngereake ing bopo #َSenajan oleh ingsun kamulyan songko bopo.
Saya utamakan ustadzku dari orang tua kandungku, meskipun aku mendapatkan dari orang tuaku keutamaan dan kemulyaan.
َ َْْ َفذا َكَم َر ِّبَال ُّرْوحَ َوال ُّرْوحَ َجْوَ َهرَ(22) َو َهذام َر ِّبَال ِج ْسمَ َوال ِج ْسمَ َكال اصَد ْفَ
ِِ
Dene guru iku kang ngitik-ngitik ing nyowo # Dene nyowo iku dn serupaake koyo suci.
" Ustadzku adalah pembimbing jiwaku dan jiwa adalah bagaikan mutiara, sedangkan orang tuaku adalah pembimbing badanku dan badan bagaikan kerangnya "
Penjelasan :
Manusia hidup bukan hanya di dunia tapi juga akan hidup kekal kelak di akherat, bila di dunia nasab kita adalah kepada mereka yang melahirkan kita maka di akherat nasab kita adalah mereka yang mengajarkan agama kepada kita dan kita tahu bahwa hidup di dunia hanya sesaat sementara hidup di akherat selamanya tanpa kematian.
Kita tahu bahwa kesenangan di dunia adalah palsu sementara kesenangan di akherat adalah hakiki, maka dari itu seorang ustadz seharusnya harus lebih di utamakan dari orang tua kandung yang tidak mengajarkan ilmu agama. Namun kita tidak boleh meremehkan peran orang tua dalam perkembangan keagamaan kita, karena tanpa orang tua
Terjemah Alala & Penjelasannya 23

yang mendukung kita belajar ilmu agama maka tidak akan bisa kita belajar agama pada seorang ustadz, jadi mereka berdua yakni ustadz dan orang tua kita adalah orang-orang yang wajib kita muliakan melebihi siapapun,
Adapun Penjelasan : diatas ini hanya memberi gambaran kepada kita dimana letak kemuliaan mereka berdua, bukan bahwa orang tua yang tidak mengajarkan agama terus tidak harus kita muliakan, karena penjelasan mengenai kewajiban menghormati orang tua walaupun mereka kafirpun masih terus senantiasa kita hormati.
Post A Comment:
0 comments:
Posting Komentar